Cerita ..
Kata orang, Cerita itu takkan pernah ada habisnya.
Sore yang indah menurutku hari ini. Sangat indah. Tak hujan,
tak juga panas. Langit menyuguhkan pemandangan yang indah untuk ditatap.
Pegunungan berjajar sangat indah untuk dipandang. Seolah-olah, mereka mempunyai
magnet yang kuat yang dapat membuat mata tak akan lekang olehnya. Awan
bergumpal dengan sedikit cahaya matahari. Senja ini, selalu mengingatkanku akan
kampung halamanku. Masih melekat erat dalam ingatanku, dulu, ketika hendak pulang
kampung, ku selalu memilih untuk pulang ba’da ashar. Perjalanan yang memakan
waktu 1,5jam itu ingin kumanfaatkan dengan melihat sambil menikmati hari saat
matahari terbenam. Karena memang rute menuju kampungku selalu melalui jalanan
dekat laut, sehingga bebas menikmati langit, laut, pegunungan beserta sunset
yang indah. Yaaah, aku seorang penikmat sunset. Entah kenapa, aku selalu merasa
damai kala melihat matahari terbenam. aku pernah pergi ke pantai, hanya untuk
mencari sunset, akupun pernah mengajak teman, saudara, dan adikku untuk pergi
ke sebuah pantai di kampungku yang bernama pantai naman hanya untuk melihat
sunset, walau waktu sudah di penghujung sore. Entahlah, aku hanya bisa bilang
akulah seorang penikmat sunset.
Jatinangor, sebuah tempat yang berada diujung timur kota
Bandung, tempat aku tinggal sekarang, jarang sekali menyuguhkan sunset yang
indah seperti di kampungku. Mungkin karena hujan yang selalu turun di sore
hari, sehingga membuat matahari malu untuk menampakkan wajah indahnya. Akupun
sepertinya terlalu sibuk untuk mengurusi duniaku, sehingga waktuku jarang
kusempatkan untuk menikmati sunset dikala sore. Atau karena kita tak saling
janji, sehingga dikala cuaca menampakkan keindahan alam, aku sedang bertarung
melawan waktu demi menyelesaikan beberapa agendaku, dan jika dikala langit
sedang merintih, barulah kudapati waktu senggangku, sehingga kita jarang
bertemu, wahai sunsetku.
Menjelang sore dulu, aku selalu senang menikmati pemandangan
dari balik pintu rumah bagian belakang. Alam selalu menyuguhkan keindahan dan
keramahannya. Pohon kelapa yang melambai, pohon mangga yang selalu menghasilkan
buah dikala musim, tanaman sayuran disamping rumah, dan beberapa rumah warga.
Masih tergambar dengan jelas dalam ingatan. Entah sekarang masih sama atau
sudah berubah, ku tak tahu, karena memang sudah lama tak pulang.
Jatinangor, bagiku adalah sebuah desa modern. Mirip dengan
desaku, masih hijau, banyak pohon yang menghasilkan buah, masyarakat yang
ramah. Yaa, Desa. Aku suka sekali Desa. Nangor, panggilan banyak orang akan
tempat ini, sebuah Desa yang menurutku modern. Banyak mahasiswa disini.
Mahasiswa juga makhluk yang modern bagiku, karena mayoritas mahasiswa di negeri
ini selalu mengikuti perkembangan zaman. Banyak kedai kopi disini, ada yang
kecil minimalis, adapula yang besar, yang dengan bangga memperkenalkan bahwa
Aku Ada Disini. Mall kecil Jatos, yang selalu dipenuhi dengan para mahasiswa
yang suka hang-out. Dan apartment. Yah, apartment. Sebuah bangunan yang
mengganggu penglihatanku dikala sedang mencari wajah sunset yang begitu indah.
Bangunan pencakar langit ini, seperti dengan angkuh hadir dan memperkenalkan
bahwa Akulah, Sang Raja Disini, tanpa sadar bahwa ia menghalangi pemandangan
pegunungan berkabut indah dibelakang sana.
Ku ingin pulang, menghirup udara segar kampungku yang amat
kurindukan. Merindukan masyarakatnya yang selalu saling sapa. Merindukan
tempat-tempat kenangan disana. Ooh, banyak sekali yang kurindukan. Yaaah,
itulah keinginan. Keinginan seorang gadis yang merantau jauh dari pulau
kecilnya. Keinginan seorang perempuan berkerudung yang rindu akan kampung
halamannya. Sulit sepertinya, untuk mewujudkan keinginan itu. Mewujudkan
keinginan seorang musafir yang kini haus akan ilmu. Yaa, ilmu. Alasan kuat yang
membuatku tetap bertahan. Ku selalu merasa belum pantas untuk pulang karena
belum memiliki cukup ilmu untuk dibagikan disana. Belum memiliki cukup
pengalaman untuk diceritakan disana. Bahkan ku ingin tinggal beberapa tahun
lagi, sambil bekerja ataupun kuliah sehingga ku dapat mengumpulkan banyak
pelajaran yang bisa ku bawa pulang dan ku bagikan kepada mereka.
Ya Allah, kusebut nama-Mu di penghujung sore ini, Nama yang
mendamaikan hati. Tak ragu sedikitpun akan Kekuasaan-Mu. Engkau Tuhan yang Maha
Kuasa, yang Berkuasa atas bumi, langit, beserta kedua isinya. Ya Allah, dengan
lirih ku panggil Nama-Mu. Memohon Engkau berikan petunjuk untukku. Petunjuk
yang mudah kumengerti. Engkaulah sebaik-baik pemilih, pilihlah yang baik-baik
untukku. Pilihanku belum tentu baik bagi-Mu, tetapi pilihan-Mu sudah pasti baik
bagiku :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar