Rabu, 21 Mei 2014

CERITA TENTANG RINDU



Cerita ..
Kata orang, Cerita itu takkan pernah ada habisnya.

Sore yang indah menurutku hari ini. Sangat indah. Tak hujan, tak juga panas. Langit menyuguhkan pemandangan yang indah untuk ditatap. Pegunungan berjajar sangat indah untuk dipandang. Seolah-olah, mereka mempunyai magnet yang kuat yang dapat membuat mata tak akan lekang olehnya. Awan bergumpal dengan sedikit cahaya matahari. Senja ini, selalu mengingatkanku akan kampung halamanku. Masih melekat erat dalam ingatanku, dulu, ketika hendak pulang kampung, ku selalu memilih untuk pulang ba’da ashar. Perjalanan yang memakan waktu 1,5jam itu ingin kumanfaatkan dengan melihat sambil menikmati hari saat matahari terbenam. Karena memang rute menuju kampungku selalu melalui jalanan dekat laut, sehingga bebas menikmati langit, laut, pegunungan beserta sunset yang indah. Yaaah, aku seorang penikmat sunset. Entah kenapa, aku selalu merasa damai kala melihat matahari terbenam. aku pernah pergi ke pantai, hanya untuk mencari sunset, akupun pernah mengajak teman, saudara, dan adikku untuk pergi ke sebuah pantai di kampungku yang bernama pantai naman hanya untuk melihat sunset, walau waktu sudah di penghujung sore. Entahlah, aku hanya bisa bilang akulah seorang penikmat sunset.

Jatinangor, sebuah tempat yang berada diujung timur kota Bandung, tempat aku tinggal sekarang, jarang sekali menyuguhkan sunset yang indah seperti di kampungku. Mungkin karena hujan yang selalu turun di sore hari, sehingga membuat matahari malu untuk menampakkan wajah indahnya. Akupun sepertinya terlalu sibuk untuk mengurusi duniaku, sehingga waktuku jarang kusempatkan untuk menikmati sunset dikala sore. Atau karena kita tak saling janji, sehingga dikala cuaca menampakkan keindahan alam, aku sedang bertarung melawan waktu demi menyelesaikan beberapa agendaku, dan jika dikala langit sedang merintih, barulah kudapati waktu senggangku, sehingga kita jarang bertemu, wahai sunsetku.

Menjelang sore dulu, aku selalu senang menikmati pemandangan dari balik pintu rumah bagian belakang. Alam selalu menyuguhkan keindahan dan keramahannya. Pohon kelapa yang melambai, pohon mangga yang selalu menghasilkan buah dikala musim, tanaman sayuran disamping rumah, dan beberapa rumah warga. Masih tergambar dengan jelas dalam ingatan. Entah sekarang masih sama atau sudah berubah, ku tak tahu, karena memang sudah lama tak pulang.

Jatinangor, bagiku adalah sebuah desa modern. Mirip dengan desaku, masih hijau, banyak pohon yang menghasilkan buah, masyarakat yang ramah. Yaa, Desa. Aku suka sekali Desa. Nangor, panggilan banyak orang akan tempat ini, sebuah Desa yang menurutku modern. Banyak mahasiswa disini. Mahasiswa juga makhluk yang modern bagiku, karena mayoritas mahasiswa di negeri ini selalu mengikuti perkembangan zaman. Banyak kedai kopi disini, ada yang kecil minimalis, adapula yang besar, yang dengan bangga memperkenalkan bahwa Aku Ada Disini. Mall kecil Jatos, yang selalu dipenuhi dengan para mahasiswa yang suka hang-out. Dan apartment. Yah, apartment. Sebuah bangunan yang mengganggu penglihatanku dikala sedang mencari wajah sunset yang begitu indah. Bangunan pencakar langit ini, seperti dengan angkuh hadir dan memperkenalkan bahwa Akulah, Sang Raja Disini, tanpa sadar bahwa ia menghalangi pemandangan pegunungan berkabut indah dibelakang sana.

Ku ingin pulang, menghirup udara segar kampungku yang amat kurindukan. Merindukan masyarakatnya yang selalu saling sapa. Merindukan tempat-tempat kenangan disana. Ooh, banyak sekali yang kurindukan. Yaaah, itulah keinginan. Keinginan seorang gadis yang merantau jauh dari pulau kecilnya. Keinginan seorang perempuan berkerudung yang rindu akan kampung halamannya. Sulit sepertinya, untuk mewujudkan keinginan itu. Mewujudkan keinginan seorang musafir yang kini haus akan ilmu. Yaa, ilmu. Alasan kuat yang membuatku tetap bertahan. Ku selalu merasa belum pantas untuk pulang karena belum memiliki cukup ilmu untuk dibagikan disana. Belum memiliki cukup pengalaman untuk diceritakan disana. Bahkan ku ingin tinggal beberapa tahun lagi, sambil bekerja ataupun kuliah sehingga ku dapat mengumpulkan banyak pelajaran yang bisa ku bawa pulang dan ku bagikan kepada mereka.

Ya Allah, kusebut nama-Mu di penghujung sore ini, Nama yang mendamaikan hati. Tak ragu sedikitpun akan Kekuasaan-Mu. Engkau Tuhan yang Maha Kuasa, yang Berkuasa atas bumi, langit, beserta kedua isinya. Ya Allah, dengan lirih ku panggil Nama-Mu. Memohon Engkau berikan petunjuk untukku. Petunjuk yang mudah kumengerti. Engkaulah sebaik-baik pemilih, pilihlah yang baik-baik untukku. Pilihanku belum tentu baik bagi-Mu, tetapi pilihan-Mu sudah pasti baik bagiku :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar